Geografi Club

Selasa, 13 Mei 2008

When do earthquakes occur ?

Our planet is very restless place. Every 30 seconds, the ground suddenly rumbles and trembles. Most of the movements are so slight that they are not felt. Others can be so large they cause complete disaster. Big cracks appear in the land, streets buckle and buildings simply crumbel. In fact whole towns and cities can be destroyed. These are called earthquakes and the reason they occur is because the earth's crust is made up of moving parts called plates. When these plates slide past or into each other, the rocks jolt and send out shock waves.

Rabu, 02 April 2008

PROFIL SANTAI SISWA/SISWI SMAT KRIDA NUSANTARA




Nuansa kekeluarga adalah dambaan kehidupan kampus. Kami harus jadi bagian dari komunitas pendidikan di SMAT Krida Nusantara. Kami ingin membangun suatu harapan yang mana kelak kami mampu mewujudkan sosok insan yang kokoh budi pekertinya. Kami berdua mewakili komunitas keseluruhan untuk terus mengembangkan kreativitas masing-masing. kami ingin generasi kami punya catatan yang mampu menggemparkan dunia ini melalui kreativitas kami.

Sosok kami tersenyum sebab tantangan adalah harus jadi bagian dari hidup kami. Kami harus mampu meraih cita-cita kami, dengan tantangan kami hidup, dengan tantangan kami berkreasi, dengan tantangan semua harus kami raih, termasuk harapan nanti generasi dibawah kami.

Aku (agra) dan sahabat saya mira bagian kecil yang harus mampu meraih cita-cita, langkah yang baik mulai dari hal yang sederhana menuju suskses yang besar. Semoga ungkapan ini menjadi kenyataan, tinggal sekarang do'a restu dari semua, tentang niat kami untuk terus berusaha dan ikhtiar yang selalu mengharapakn ridho Allah SWT supaya jalan hidup kami mendapatkan kebarokahan baik di dunia dan di akhirat kelak....Aamiin.
Wujud ini harapan kami kedepan!!!

Sabtu, 29 Maret 2008

ELEGI RIMBA WUJUD KEPRIHATINAN/KESEDIHAN TENTANG HUTAN INDONESIA


Elegi Rimba adalah suatu ungkapan jiwa tentang keprihatinan atau kesedihan mendalam kondisi hutan Indonesia dari Sabang sampai Merauke, yang diwujudkan dalam bentuk syair-syair puisi dan menjadi suatu lagu beserta klip musicnya sebagai penggugah rasa dan kesadaran manusia akan pentingnya hutan. Konsep elegi rimba produknya bisa digunakan sebagai pengantar (apersepsi) dalam pemebelajaran sehari-hari sesuai topik lingkungan khususnya sumber daya hutan. Mudah-mudah yang membuka blog ini bisa saling berdiskusi untuk saling tukar pengetahuan tentang permasalahan ini.

Nuansa Hutan Kita Tercermin dari Pakaian Adat Asal Kalimantan

Situasi Pembelajaran

Pembuatan Video Klip "Tinggal Bayangan"




Pengarahan Mengawali Shooting Elegi Rimba


Foto Salah Satu Aktivitas Elegi Rimba


Syair-Syair Lagu Elegi Rimba

Bahana Hijauan Alam
Cipt : Hesti M
Arr : Apy

Butir tirta angkasa
menitik lebur di atas dedaunan
mengalir pasrah
ke setiap jengkal tanah yang retak
menyibak abu di celah... kulit pepohonan
ranting-ranting kering
mengulas sunyi di tengah rerumputan
Mengingatkan aku nyanyian sang bayu...

Barisan lirih
Barisan sedih
Hanya bergoyang gontai
Dihembus napas pegunungan
Yang kian hidupkan suasana mati

Tangisan Ibu Pertiwi
Uapkan hawa panas dunia
Agar manusia ....dapat merasakan


Tinggal Bayangan

Lirich : Ike P
Arr : Dannis-Alip dkk

Hutan Ku
yang dahulu selimuti hangat dunia
hingga indah di batas cakrawala
Riuh loncat tupai dan raung harimau 2x
di bawah berjuta daun hijau

Reff. Dan Kini
Hanya tinggal Seberkas keindahan
yang kian larut
dalam lingkar kerusakan
dan ego manusia

Hutan Ku
Tertelan kerusakan tak terelak
menahan tangis
Pada semua keindahan

Back to Reff
Dan hanya tinggal bayangan di bumi gersang ini 2x


Puisi : Hutan Ku menangis
Air matanya tak akan bisa gantikan air matanya
yang telah kering
retak tanahnya takkan sebanding dengan ...hatinya yang telah retak


Hilang
Cipt : Rio dkk
Arr : Galih-Dea
Aku marah, Aku sedih, Aku dendam, Aku Murka 2x

Mereka rusak semuanya, mengambil hutanku
Tanpa sadar, Aku menangis menaggung akibatnya
Dan aku pilu melihat diri-mu
terdiam.. lemah...takut ....malu.....

*Rff
Semua pergi
Semua hilang
Harapan dan Impian

Dan Aku rindu
Indah Hutanku
Seperti dulu lagi

Semua yang hilang tak kembali, terbuang tanpa henti
Tertukar dengan kotoran, sampah yang tak berguna
Dan aku pilu melihat diri-mu
terdiam.. lemah...takut ....malu.....

*Rff
Semua pergi
Semua hilang
Harapan dan Impian

Dan Aku rindu
Indah Hutanku
Seperti dulu lagi......

............solo gitar.......
*Rff
Semua pergi
Semua hilang
Harapan dan Impian

Dan Aku rindu
Indah Hutanku
Seperti dulu lagi......

Aku marah, Aku sedih, Aku dendam, Aku Murka......

Elegi Rimba

Hutan merupakan sumber daya alam yang keberadaannya sangat penting bagi kelangsungan semua mahluk hidup yang ada di bumi. Hutan memberikan manfaat bagi manusia untuk menikmati segala yang ada didalamnya, hutan juga merupakan habitat bagi hewan untuk tetap hidup lestari. Mengingat keberadaan tersebut perlu penanaman sejak dini arti pentingnya hutan. Jika kita melihat data tentang kondisi hutan yang ada di Indonesia khususnya, mengalami laju kerusakan hutan (deforestasi) yang sangat mengkhawatirkan, berikut ini catatan dari beberapa sumber media masa tentang deforestasi di Indonesia :
1. Antara News pada tanggal 30 Agustus 2006, memberitakan bahwa ”luas hutan di Indonesia diperkirakan tinggal 10 % pada 2020. Hal ini didasarkan pada perkembangan laju deforestasi (kerusakan hutan) sebelum tahun 1997 adalah 1,8 juta hektar per tahun dan pada tahun 1997 hingga 2002 telah meningkat menjadi 2,8 juta hektar per tahun, di tambahkan pula bahwa 120,35 juta hektar kawasan hutan yang masih ada saat ini sekitar 56,6 juta hektar diantaranya telah rusak dan tidak dapat difungsikan secara optimal.
2. Tempo Interaktif 24 Mei 2004 memuat catatan WALHI bahwa menurut Longgena Ginting mengatakan kerusakan hutan di Indonesia mencapai 3,8 juta hektar per tahun. Ini berarti dalam satu menit 2,7 hektar yang rusak.
Hutan di Indonesia tidak akan pernah menjadi baik, jika orientasi pemerintah hanyalah mengejar pendapatan negara dan demi kepentingan pemodal. Langkah penyelamatan hutan, termasuk pemberantasan pembalakan liar ( Illegal Loging) hanya mungkin tercapai apabila ada kebijakan koheren antar sektor yaitu pemerintah dengan menteri terkait, aparat penegak hukum dan komponen lain masyarakat khususnya dunia pendidikan.
Mengingat laju kerusakan akan lebih cepat daripada laju penghutanan kembali maka keterpaduan bersama dari pemerintah dan masyarakat yang sangat penting, langkah yang harus dilakukan adalah menanamkan kesadaran terhadap pentingnya fungsi hutan secara utuh. Kita tidak hanya memahami hutan karena ada kayunya yang memiliki nilai ekonomis, hutan juga memiliki fungsi ekologis yang sangat penting bagi kelangsungan mahluk hidup di bumi ini.
Selajutnya memahami kondisi hutan di Indonesia khususnya saat ini, ibarat benang kusut yang sangat sulit dicari solusi terbaik untuk mengatasinya. Penggambaran atas kondisi ini sangatlah tepat jika diistilahkan dengan ”Elegi Rimba”. Elegi Rimba adalah suatu keprihatinan/kesedihan mendalam yang diikuti langkah membangun pola pikir yang kondusif tentang keberadaan hutan, melalui apresiasi karya seni, diharapkan akan semakin tumbuh kesadaran terhadap kondisi hutan saat ini. Memang beralasan jika langkah ini dicrientasikan pada dunia pendidikan, karena sektor inilah yang mempunyai peranan utama dalam membangun pola pikir ke arah manusia yang mempunyai kesadaran akan arti pentingnya hutan. Bentuk nyata dari konsep ini adalah mengungkapkan kesedihan/keprihatinan terhadap hutan kita diwujudkan dalam syair-syair lagu yang mengekspresiakan keprihatinan tentang kondisi hutan di Indonesia.